“Diketahui risiko terkena serangan jantung atau jantung koroner meningkat sebesar 25 persen pada hari pertandingan hingga 2 hari setelahnya,” ujar Dr Keith, seperti dikutip dari The Sun, Sabtu (19/5). Menurutnya, seseorang yang menonton sepak bola memiliki resiko sebesar dua kali lipat terkena masalah pada jantung. Hal itu dikarenakan pada saat menonton olahraga seseorang akan lebih banyak merokok dan mengkonsumsi minuman dengan kadar natrium atau garam tinggi dan minuman alkohol yang dapat meningkatkan kadar hormon stres sehingga menyebabkan sirkulasi darah terganggu. “Pada orang yang sudah memiliki masalah dengan jantungnya, maka risiko terkena serangan jantung 2 kali lipat lebih tinggi selama mengalami stres psikologis,” ungkapnya. Keith menambahkan bahwa peningkatan resiko terkena serangan jantung tersebut terjadi ketika seseorang yang menonton sepakbola merupakan penggemar berat dari tim favoritnya tersebut. Dimana penoton tersebut akan merasa memiliki sebuah ikatan emosional dengan tim yang sedang bertanding. ketika dalam kondisi tersebut seseorang akan merasakan ketegangan, sehingga tubuh akan melepaskan hormon yang dapat membuat darah jadi lebih lengket. Kemudian seseorang tersebut akan terlihat lebih bersemangat dan dapat membuat denyut nadi serta tekanan darah meningkat. Kedua kondisi tersebut biasanya diakibatkan oleh arteri koroner pada jantung seseorang terganggu. Kondisi itu diperparah jika seseorang tersebut sudah ada penyempitan atau sumbatan pada pembuluh darahnya sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri pada sekitar dada yang tiba-tiba disertai sesak napas yang dapat membuat orang mengalami serangan jantung. Untuk mengurangi risiko masalah pada jantung, maka mulailah dengan memperhatikan teknik pernapasan, serta jauhi konsumsi makanan yang mengandung kadar natrium atau garam tinggi, alkohol, dan rokok.